Masih pada tahun 2015 ini, sekelompok ilmuwan dari Scripps Research Institute di Florida, Amerika Serikat, telah mengklaim menemukan vaksin HIV yang dapat diaplikasikan secara universal pada berbagai jenis (strain) penyakit HIV! Secara umum, virus HIV terdiri dari beberapa jenis yang berasal dari 2 tipe dasar; HIV-1 dan HIV-2. Masing-masing strain memiliki karakteristik yang berbeda dan membutuhkan penanganan yang berbeda pula. Nah, vaksin yang dikembangkan oleh para ilmuwan Scripps Research Intitute ini diklaim mampu mencegah jenis apapun dari virus HIV!
Michael Farzan, pemimpin para ilmuwan tersebut, mengatakan bahwa timnya melakukan pendekatan berbeda. Alih-alih membuat antibodi buatan yang tahan terhadap virus HIV, Farzan dan timnya mencoba untuk mengekstrak molekul baru yang bekerja sebagaimana virus HIV bekerja. Untuk diketahui, virus HIV menginfeksi sel darah putih dalam dua tahap; menempelkan protein permukaan virus (gp120) ke permukaan sel darah putih pada reseptor (penerima) pertama sel darah putih, CD4 dan menempelkan permukaan virus pada reseptor kedua, CCR5.
Farzan dan timnya mengkombinasikan sebagian kecil CD4 dan CCR5 dan menempelkan kedua reseptor itu ke bagian kecil dari sebuah antibodi. Kombinasi antar protein ini dijuluki eCDA-lg dan mampu mengunci dan menetralisir virus HIV walaupun virus itu sudah menempel dan melakukan kontaminasi pada sel. Pada eksperimen, eCDA-lg mampu mengungguli kinerja berbagai antibody alami yang beberapa tahun lalu menunjukkan harapan ketika diujicobakan pada sekelompok monyet. Philip Johnson, seorang dokter anak di Children’s Hospital of Philadelphia, mengatakan bahwa eCDA-lg adalah “harapan yang indah”.
Farzan dan Johnson membentuk sebuah grup yang bekerjasama untuk merekayasa gen eCDA-lg ke dalam virus AAV (adeno-associated virus) yang tidak berbahaya untuk manusia. Virus-virus AAV yang telah direkayasa dengan menggunakan gen eCDA-lg, kemudian disuntikkan ke sekelompok monyet dengan harapan tubuh mereka akan memproduksi eCDA-lg secara alami dalam jumlah yang sangat banyak. Setelah menerima virus AAV rekayasa, monyet-monyet diberi dosis tinggi virus HIV secara berturut-turut hingga selama 34 minggu dan hasilnya seluruh monyet tidak terinfeksi virus HIV atau dengan kata lain, eCDA-lg terbukti sukses dalam mencegah virus HIV untuk menginfeksi sel darah putih monyet! Menurut Farzan, eksperimen pada monyet ini adalah langkah awal dan akan dilanjutkan dengan eksperimen-eksperimen lainnya. Dia merasa optimis bahwa senyawa protein e-CDA-lg yang dikombinasikan dengan virus AAV mampu menjadi pengobatan universal bagi HIV/AIDS di masa depan.
Baca juga:
Cara Membuat Rambut Tetap Lurus & Berkilau
Ternyata laser dapat memanaskan materi hingga suhu inti matahari
Metode unik untuk menciptakan bahan bakar dari air telah ditemukan !
Trik SEO Blogspot Yang Sudah Terbukti !
"Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan" EmoticonEmoticon